Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena adanya sumbatan atau bekuan darah yang menyumbat suatu pembuluh darah. Sedangkan pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah dan menyebabkan terhamatnya aliran darah yang normal serta darah keluar ke jaringan otak.
Hampir 70 persen kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
Diagnosis
Penentuan diagnosis stroke dapat dilakukan lewat pemeriksaan fisik yang meliputi:
- Pemeriksaan tanda- tanda vital
- Pemeriksaan fisik secara umum (dari ujung kepala hingga ujung kaki)
- Pemeriksaan saraf.
Gejala
Gejala stroke dapat diingat lebih mudah dengan kata FAST. Masing-masing terdiri dari singkatan gejalanya:
- F atau Face (wajah). Mintalah orang tersebut untuk tersenyum. Apakah ada sisi sebelah wajah yang tertinggal? Apakah wajah atau matanya terlihat jereng atau tidak simetris? Jika ya, orang tersebut mungkin saja sedang mengalami stroke.
- A atau Arms (tangan). Mintalah orang tersebut untuk mengangkat kedua tangan. Apakah ia mengalami kesulitan untuk mengangkat salah satu atau kedua tangannya? Apakah salah satu atau kedua tangannya dapat ditekuk?
- S atau Speech (perkataan). Mintalah orang tersebut untuk berbicara atau mengulangi suatu kalimat. Apakah bicaranya terdengar tidak jelas atau pelo? Apakah ia kesulitan atau tidak berbicara? Apakah ia memiliki kesulitan untuk memahami yang Anda katakan?
- T atau Time (waktu). Jika ia memiliki seluruh gejala yang disebutkan di atas, orang tersebut mungkin mengalami stroke. Ingat, stroke merupakan keadaan darurat. Anda harus segera membawa orang tersebut ke rumah sakit. Ingat juga untuk mencatat kapan orang tersebut mengalami gejala- gejala tersebut.
Gejala stroke lainnya antara lain:
- Pingsan
- Kehilangan kesadaran
- Kelumpuhan tiba- tiba wajah, tangan atau kaki, terutama pada sisi sebelah tubuh
- Kesulitan melihat dengan salah satu atau kedua mata
- Kesulitan berjalan
- Gangguan koordinasi atau keseimbanga
- Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau ketidak mampuan untuk mengendalikan emosi.
Pengobatan
Penangan stroke biasanya dilakukan dengan pemberian oksigen dan pemasangan infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin).
Tetapi obat ini biasanya tidak diberikan pada penderita tekanan darah tinggi. Selain itu juga tidak boleh diberikan pada penderita dengan perdarahan otak, karena dapat menambah resiko terjadinya perdarahan dalam otak.
Selain itu kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika mengonsumsi obat tertentu yang berfungsi untuk menghancurkan bekuan darah. Biasanya diberikan dalam waktu 3 jam setelah timbulnya stroke.
Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sebagai catatan, sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.
Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.
Rehabilitasi intensif bisa membantu penderita untuk belajar mengatasi kelumpuhan/ kecacatan karena kelainan fungsi sebagian jaringan otak.
Bagian otak lainnya kadang bisa menggantikan fungsi yang sebelumnya dijalankan oleh bagian otak yang mengalami kerusakan.
Rehabilitasi segera dimulai setelah tekanan darah, denyut nadi dan pernafasan penderita stabil. Dilakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan otot, mencegah kontraksi otot dan luka karena penekanan (akibat berbaring terlalu lama) dan latihan berjalan serta berbicara.
Penyebab
Terdapat berbagai penyebab stroke hemorhagik dan iskemik. Penyebab stroke hemorhagik antara lain:
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi
- Koagulopati
- Penggunaan obat pengencer darah
- Malformasi atau gangguan pembuluh darah seperti: aneurisma, angioma cavernosa
- Vaskulitis
- Keganasan di otak
Penyebab stroke iskemik antara lain:
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi
- Diabetes mellitus atau kencing manis
- Penyakit jantung: atrial fibrilasi, gangguan katup, gagal jantung, stenosis mitral
- Hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi
- Stenosis karotis
- Hyperhomocystinemia
- Obesitas atau kegemukan
- Gaya hidup: konsumsi alkohol berlebih, merokok, penggunaan obat- obatan terlarang
- Sickle cell disease
Post A Comment:
0 comments: